Penulis : Andi Syatir, S.P., M.si Aktivis BPI KPNPA RI Dan AJWI Kab Bogor
BOGOR – Kelompok gerakan merupakan fenomena sosial yang muncul sebagai respons terhadap pengalaman bersama. Kesamaan perasaan—seperti ketidakadilan, penindasan, atau keterpinggiran—sering kali menjadi energi awal yang menyatukan individu. Dalam kondisi demikian, perasaan kolektif tidak hanya mengikat secara emosional, tetapi juga menciptakan identitas baru yang membuat setiap anggota merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Di sisi lain, kesamaan kebutuhan juga memainkan peran penting. Misalnya, kebutuhan untuk memperoleh hak politik, akses ekonomi, layanan publik, atau lingkungan yang lebih baik. Kebutuhan bersama ini menjadi tujuan praktis yang membuat sebuah kelompok gerakan memiliki arah dan strategi yang lebih jelas. Tanpa kebutuhan bersama, kelompok gerakan berisiko hanya menjadi kumpulan keluhan tanpa tindakan konkret.
Teori resource mobilization (McCarthy & Zald, 1977) menjelaskan bahwa gerakan sosial terbentuk ketika ada mobilisasi sumber daya yang didorong oleh kesamaan kepentingan. Sedangkan Charles Tilly (1978) dalam From Mobilization to Revolution menegaskan bahwa perasaan kolektif sering kali menjadi faktor pengikat utama yang membuat orang rela berkorban demi gerakan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Alberto Melucci (1989) yang melihat gerakan sosial sebagai hasil interaksi antara identitas kolektif, perasaan, dan kebutuhan praktis.
Contoh konkret dapat ditemukan pada gerakan lingkungan di Indonesia. Banyak komunitas warga yang bersatu karena memiliki perasaan yang sama terhadap kerusakan alam dan kebutuhan bersama untuk menjaga keberlanjutan hidup. Begitu juga dengan gerakan petani, buruh, hingga kelompok mahasiswa, yang lahir dari pengalaman serupa dan kebutuhan mendesak yang tidak terjawab oleh negara.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesamaan perasaan memberikan energi emosional, sementara kesamaan kebutuhan memberikan arah tujuan. Kedua hal tersebut adalah fondasi utama terbentuknya kelompok gerakan yang efektif, baik dalam skala lokal maupun nasional.




