Jakarta, MajalahNusantara.id — Pemerintah menegaskan langkah akseleratif dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia (PMI) melalui kolaborasi lintas kementerian. Langkah ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin mengatakan, kolaborasi tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kualitas perlindungan dan kompetensi pekerja migran.
“Presiden memberikan dua arahan utama, yaitu meningkatkan kualitas perlindungan dan memperluas peningkatan keterampilan pekerja migran agar mereka tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi juga menjadi agen kesejahteraan keluarga dan bangsa,” ujar Mukhtarudin.
Ia menegaskan, kolaborasi antar-kementerian ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah nyata mempercepat transformasi PMI menjadi tenaga profesional yang terampil, terlindungi, dan berdaya saing global.
Mukhtarudin mengungkapkan, Indonesia memiliki lebih dari 37 ribu lembaga pelatihan vokasi di berbagai daerah, dengan sekitar 17 ribu di antaranya dikelola oleh kementerian dan lembaga negara. Jaringan luas ini, menurutnya, dapat menjadi fondasi strategis untuk pembinaan calon PMI sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
“Kita ingin menjadikan lembaga pelatihan di seluruh Indonesia sebagai simpul penggerak vokasi nasional, termasuk dalam menyiapkan tenaga migran yang siap kerja, kompeten, dan tangguh menghadapi persaingan global,” tegasnya.
Mukhtarudin juga menambahkan, peningkatan kualitas SDM migran tidak hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga penguatan karakter, disiplin, dan literasi keuangan agar para PMI mampu mengelola hasil kerja mereka secara produktif.
Dalam kerja sama ini, Kementerian ESDM akan berperan memperkuat pelatihan vokasi di sektor energi dan sumber daya mineral, termasuk bidang pertambangan, migas, serta energi terbarukan. Selain itu, kedua kementerian juga sepakat memperluas akses informasi terkait penempatan dan peluang kerja di sektor energi bagi calon PMI.
Sementara itu, kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian diarahkan untuk meningkatkan keahlian calon pekerja migran di sektor industri melalui balai pelatihan industri di berbagai wilayah.
“Kami tengah menjalankan pelatihan bagi 320 calon PMI di bidang bahasa, hospitality, dan keterampilan industri. Ini disiapkan untuk negara tujuan seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Belanda,” ungkap Mukhtarudin.
Adapun kerja sama dengan Kementerian UMKM menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi pekerja migran purna tugas melalui pelatihan kewirausahaan, pendampingan usaha, fasilitasi pembiayaan, hingga perluasan akses pasar produk usaha mereka.
“PMI harus memiliki masa depan yang berkelanjutan. Setelah kembali ke tanah air, mereka tidak boleh kembali ke titik nol, tetapi menjadi pelaku usaha yang mandiri dan produktif,” kata Mukhtarudin.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Menteri Mukhtarudin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri UMKM Maman Abdurahman. Selain itu, Dirjen Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri (P3KLN) Dwi Setiawan juga menandatangani perjanjian kerja sama teknis dengan Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan.
Mukhtarudin menekankan, pekerja migran adalah aset pembangunan nasional yang perlu dikelola secara berkelanjutan. Dengan pelatihan vokasi yang kuat dan dukungan pemberdayaan ekonomi, para PMI tidak hanya menjadi pahlawan devisa, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal ketika mereka kembali ke tanah air.
“Pemerintah berkomitmen menciptakan ekosistem yang menguatkan pekerja migran dari hulu ke hilir — mulai dari pelatihan, penempatan, hingga pemberdayaan pasca kepulangan. Inilah cara kita memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi PMI dan keluarganya,” tutup Mukhtarudin. ***



